Hampir semua orang kini memiliki televisi di rumahnya. Padahal 40 tahun yang lalu televisi adalah barang "mewah" di kalangan masyarakat sebab harganya yang masih tergolong sangat tinggi dan besarnya ukuran televisi. Sehingga mulai akhir era 90an perlahan masyarakat kian mampu membeli televisi sendiri. Televisi menjadi hiburan utama bagi seluruh kalangan masyarakat dari dahulu kala hingga mencapai kejayaannya pada era 2000an, di mana terdapat beragam acara yang ditayangkan di televisi tersebut yang menarik untuk disaksikan. Maklum, pada era tersebut YouTube masih belum mampu menguasai pangsa pasar.
Namun, mulai tahun 2015 hingga sekarang, konten yang disajikan pada siaran televisi kian kurang diminati oleh masyarakat. Konten yang disajikan televisi saat ini perlahan mulai menunjukkan penurunan kualitas. Di mana saat ini konten yang disajikan cenderung mengarah kepada sensasional semata dan berorientasi kepada keuntungan semata tanpa memperhatikan sisi edukasi. Sehingga dapat dengan mudah kita jumpai siaran televisi yang banyak menggunakan gimik dan setingan sehingga kesan natural menjadi terabaikan. Dan ujungnya, hampir semua televisi terutama televisi hiburan pernah mencicipi rasa ditegur oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Sebuah konten yang baik adalah konten yang mampu menyeimbangkan antara hiburan dan edukasi. Sebuah konten boleh saja memberikan hiburan seperti drama, komedi, dsb. Namun, hiburan tersebut juga harus menyelipkan sisi pendidikan sehingga masyarakat selaku pemirsa mendapatkan benefit ganda. Selain dirinya terhibur, juga dirinya teredukasi.
Upaya tersebut dapat terlihat pada televisi yang baru memulai siarannya sejak era TV digital bermula. Misalnya NusantaraTV, DiviaTV/UnpadTV (milik Unpad), GarudaTV, dll. Mereka saat ini mencoba untuk mengaplikasikan keseimbangan konten. Namun, pemirsa penonton televisi baru tersebut masih tergolong sedikit. Tetapi di televisi baru tersebut, mereka masih banyak menyiarkan acara lawas yang pernah ditayangkan pada TV nasional beberapa tahun yang lalu. Seperti di GarudaTV yang menayangkan acara Spontan uhuy yang dipandu oleh Komeng. Tentu pemerintah baik Kominfo atau KPI harus memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan dunia pertelevisian agar dapat kembali ke koridor yang tepat.
Diperlukan adanya pemasaran yang luas seperti melalui media cetak atau media iklan pada situs berita sehingga perlahan-lahan pemirsa pada televisi baru tersebut dapat meningkat bahkan diharapkan mampu bersaing dengan televisi nasional yang sudah mengudara sebelumnya.
Adapun dari paparan di atas, rekomendasi yang dapat diusulkan adalah:
- Diharapkan KPI tidak hanya berperan mengawasi konten semata, namun juga harus menjadi "pembina" bagi seluruh televisi yang berdiri dan beroperasi di Wilayah Indonesia.
- Membuat pembinaan bagi televisi nasional baru dan televisi lokal. Setiap TV nasional harus "berbagi ilmu" terhadap sesama televisi baik sesama TV nasional atau TV lokal. Pembinaan diharapkan tidak hanya kepada TV lokal yang terafiliasi dengan TV nasional, namun dengan semua TV yang baru berdiri tanpa memperhatikan siapa pemilik dan profil televisinya.
0 Komentar