Seperti lazimnya perguruan tinggi, di setiap pertengahan semester dan akhir semester pasti diadakan pekan ujian atau akrabnya disebut Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Biasanya pada pekan UTS dan UAS, para mahasiswa akan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh dosen dan harus diselesaikan dalam waktu terbatas dan umumnya mahasiswa tidak diperkenankan untuk membuka catatan dalam mengerjakan soal ujian.
Namun, hal tersebut tampak tidak berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University. Secara kalender akademis, memang ada pekan yang disediakan untuk UTS dan UAS yaitu pekan ke-8 dan pekan ke-16. Tetapi, di beberapa fakultas seperi FEB terutama di Prodi Akuntansi (tidak tahu untuk Prodi Manajemen/MBTI dan Manajemen Bisnis Rekreasi bagaimana) tidak semua UTS dan UAS berkegiatan mengerjakan soal-soal ujian seperti biasanya.
Kegiatan UTS dan UAS di Prodi Akuntansi biasanya dilakukan tergantung dengan kebijakan dosen yang mengampu suatu Mata Kuliah. Dosen diberikan otonomi untuk menentukan jenis ujian yang akan diberikan kepada mahasiswanya. Sehingga, jenis ujian yang diberikan belum tentu selalu mengerjakan soal-soal seperti lazimnya. Disamping beberapa Mata Kuliah juga mengerjakan soal-soal seperti biasa, misalnya pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan UAS Perpajakan, kami mengerjakan soal-soal juga namun kami diperkenankan untuk membuka catatan.
Sepanjang saya berkuliah di semester 1, terdapat beberapa metode UTS dan UAS yang diberikan. Ada yang memberikan oral test atau tes lisan. Jadi mahasiswa akan bertatap muka dengan dosen baik individual maupun kelompok untuk diberikan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa secara lisan dan tidak ditulis jawabannya. Sehingga beban untuk meraih hasil optimal terbuka lebar, tetapi jika pertanyaan yang diberikan sulit untuk dijawab wallahualam. Saya mendapat kegiatan oral test saat Mata Kuliah Pengantar Akuntansi baik saat UTS & UAS serta UTS Perpajakan.
Selain oral test, dosen juga mengadakan UTS dan UAS dalam bentuk tugas pengganti. Misalnya ketika UAS Mata Kuliah Laboratorium Akuntansi kami diminta untuk menuliskan jurnal suatu transaksi di kertas kecil dan soal jurnal diberikan secara acak sehingga masing-masing mahasiswa pasti tidak mendapatkan soal yang sama. Atau juga tugas dalam bentuk proyek seperti Mata Kuliah Kewarganegaraan kami dimana saat UTS kami diminta untuk membuat poster untuk mengampanyekan kampanye damai pemilu dan saat UAS diminta untuk membuat video wawancara masyarakat mengenai pemilu.
Jika beruntung, kalau mahasiswa rajin mengerjakan tugas secara tepat waktu dan disiplin. Maka tidak akan diadakan kegiatan UTS dan UAS dan nilai kedua ujian tersebut diambil dari tugas. Seperti Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM), UTS & UAS diambil dari suatu tugas mengerjakan kuis mengenai beberapa bab yang sudah dibahas dan tugas kelompok. Selain itu, Mata Kuliah Agama Islam juga tidak mengadakan UTS dan UAS sehingga nilai UAS kami diambil dari tugas mentoring yang sudah dibuat sebelumnya (untuk UTS saya lupa melakukan apa).
Sistem ujian seperti ini sangat menguntungkan bagi saya dan juga teman-teman. Bahwa kami tidak perlu cemas diri saat mendekati pekan UTS dan UAS tetapi tetap perlu mempersiapkannya dengan baik. Dengan demikian, mahasiswa seperti kami bisa percaya diri untuk mendapatkan nilai optimal dalam UTS dan UAS.
0 Komentar